Minggu, 19 September 2010
Laki_laki dan Kupu_kupu
PADA sebuah pokok jambu, laki-laki itu menatap kepompong yang melekat erat pada sebuah ranting. Tak ada yang aneh, yang bisa menarik perhatiannya, kecuali lubang kecil dan benda hidup yang terus bergerak di dalam selimut tansparans itu.
Satu jam kemudian, laki-laki itu masih mengamati bagaimana makhluk hidup di dalam kepompong tersebut selama berjam-jam berjuang untuk mengeluarkan badannya melewati lubang kecil itu. Nyaris tak ada kemajuan. Sudah sekuat tenaga, dan bayi kupu-kupu itu tidak bisa bergerak lebih jauh lagi.
Akhirnya, laki-laki itu memutuskan untuk menolong si bayi kupu-kupu. Diambilnya sebuah gunting untuk membuka kepompong tersebut dan kupu-kupu tersebut akhirnya keluar dengan mudah, walau dengan tubuh yang lemah, kecil, dan sayap yang mengkerut.
Sang lelaki terus mengamatinya dengan berharap bahwa sutu saat sayapnya akan terbuka, membesar, dan berkembang agar bisa menyangga tubuhnya dan menjadi kuat.
Ternyata tidak terjadi apa-apa! Kupu-kupu tersebut menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan merangkak dengan tubuhnya yang lemah dan sayap mengkerut, tidak pernah bisa terbang.
Laki-laki baik dan penolong ini tidak mengerti, bahwa kepompong yang menjerat kupu-kupu muda, serta perjuangannya untuk dapat lolos melewati lubang kecil, adalah cara Tuhan untuk mendorong cairan di tubuh kupu-kupu agar menuju sayapnya, agar kuat dan siap untuk terbang sewaktu-waktu setelah bebas dari kepompongnya nanti.
Perjuangan dibutuhkan dalam menjalani hidup. Apabila Tuhan membolehkan kita hidup tanpa hambatan, itu hanya akan membuat kita lemah. (PELAJARAN DARI SEEKOR KUPU-KUPU)
Langganan:
Postingan (Atom)